Sayembara berhadiah

Rumah eyang saya menjadi tempat belajar sama-sama waktu malam hari, bahkan ada yang nginap segala.
Habis belajar malam, teman-teman pada ngomongin si mutiara dari masamba itu, intinya nggak ada yang nggak kagum semuanya memujinya.
"Ayo kita bikin sayembara," kata Suntani,
"Barang siapa yang memiliki foto dia, akan memenangkan sayembara ini, tapi dengan catatan, harus terima dari dia langsung, bukan bidikan sendiri dan sayembara ini akan berakhir hari senin depan, jelas..?"
"OK " kata temen yang lain
“Tiap peserta harus bayar Lima Rupiah dan yang menang akan mendapat semua uang yang terkumpul...” imbuh Suntani
Uang terkumpul 25-Rupiah, karena pesertanya hanya lima orang. Suntani, si pencetus ide, Samsudi si Pencukur Rambut, Sudjono, anak nya H. Kholik (Petani kaya), Sumarto anaknya P.Mun (Pemilik Bengkel Sepeda) dan saya sendiri (anaknya carik desa Cobanblimbing).

Setiap malam ada laporan perkembangan situasi, ada yang belum berani mencoba, ada yang baru ha ha he he, saya sendiri diam-diam sudah full action, hanya penyampaiannya masih mempelajari situasi yang kondusif.

Sebenarnya saya sudah mempunyai foto itu,
 ceritanya begini,
beberapa hari sebelumnya, ibu minta tolong saya diantar ke rumah bude Yasin, untuk menyerahkan kue pesanan bude, untuk arisan.
Kebiasaan di kampung kami memanggil bude adalah untuk menghormati orang yang lebih tua dari orang tua.
bude Yasin adalah temennya ibu dari perkumpulan  istri Veteran RI dan tempat domisilinya MdM - pujaan hati itu.
Sewaktu  ibu bicara  sama bude didalam rumah, saya nunggu diluar ditemani dia, yah terjadilah ngobrol sana sini.
Iseng-iseng waktu itu, saya beranikan diri minta fotonya.
dengan segala keringanan langkah kakinya, dia langsung bangkit, masuk kedalam rumah dan keluar lagi membawa foto yang dibungkus dengan kertas, bekas sobekan buku kayaknya, tapi nggak masalah bungkusnya, yang penting isinya ......

Pada hari yang telah ditentukan, ketua panitya sayembara merangkap anggota - Suntani, mengumumkan bahwa sayembara ditutup, tanpa ada pemenangnya, karena sampai detik terakhir tidak ada yang berhasil membawa target kehadapan mahkamah sayembara.
"Tidak bisa...."  sergah saya dari dalam rumah,
"Lihat hasilnya, " semua pada melongo, bengong nggak jelas, fotonya dilihat-lihat, seakan nggak percaya kalau itu foto MdM.
“Gimana?” kata saya bak pemenang
"Yah selamat, kamu yang menang " kata Suntani si pencetus ide,
“Ini hadiahnya... lumayan, 25 Rupiah.”
"Kalo gitu," kata saya,
"hadiah uang ini kita belikan gorengan dan minuman,  kita makan rame-rame "
"Setuju...." sahut mereka bersamaan

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

RINGKASAN TULISAN

Kisah dalam Blog ini saya mulai dari saat kecil saya. Peristiwa yang tidak bisa saya lupakan adalah hujan abu, ketika gunung agung di Bali meletus, ini membuat desa saya selama 3 hari 3 malam serasa malam, karena gelap terus sepanjang hari. Peristiwa G-30-S PKI adalah peristiwa berikutnya yg pernah saya alami dan terasa miris dan memilukan.

Sekolah SMP saya letaknya disebelah barat lapangan besaran. Luasnya hampir dua kali lapangan sepak bola. Di sebelah barat lapangan itu ada bangunan tua, bekas rumah atau kantor pejabat pemerintah Hindia belanda. Disana bangunan SMP saya itu berada.

Siswi baru itu ternyata pindahan dari sekolah lain. Sopan dalam bicara, santun dalam bersikap. Putih bersih kulitnya. Teman saya memberi julukan si Mutiara dari Masamba. Di bagian ini saya curahkan betapa cinta itu memberi energi yang luar biasa.

Dibagian cerita ini, saya merasakan begitu bahagia. Masa SMA adalah masa terindah. Agaknya saya berbeda dengan yang lain, karena di saat ini biasanya cinta itu tumbuh. Namun saya merasakan keberhasilan yang lain selain cinta. Bagi saya, cinta itu masih melekat dari masa sebelum ini.

Jatuh dan bangun dalam kehidupan saya rasakan disini. Sampai saya punya pendangan bahwa kebanggaan saya bukan karena tidak pernah gagal, tapi kebanggaan saya adalah bagaimana bisa bangkit setiap kali jatuh.

Adalah tulisan Prof. Andi Hakim Nasution, intinya menceriterakan bahwa di IPB ternyata tidak sedikit anak yang gak mampu dalam segi biaya seperti saya. Tulisan ini dikutip dari Majalah TEMPO 24 Januari 1976.

Adalah kumpulan kata mutiara cinta, ada sekitar 105 pasal. Anda dapat menambahkan kata mutiara cinta milik anda disini, kalau pengin lihat hasilnya Klik disini.

Blogger Template by Blogcrowds