OJOL
Dalam keadaan yang memprihatinkan itu, perusahaan mengambil kebijakan bahwa seluruh karyawan-yang 3 orang itu, dirumahkan termasuk saya, dan gaji disesuaikan alias dipangkas mendekati titik nadir.
Hal ini karena perusahaan sedang vakum tidak ada kegiatan.
Padahal saat itu saya sedang mulai menyusun paper tugas akhir. Gaji jauh berkurang, hanya cukup untuk makan berdua plus pembantu.
Saya harus putar otak lagi agar kebutuhan bisa tercukupi kembali.
Hery punya ide, kebetulan kami punya freezer untuk menyimpan vaksin.
Kami memasak kacang ijo, ditambah air agak banyak yang penting manis terus masukkan ke dalam freezer, jadilah es mambo.
Kemudian es mambo ini kami antarkan ke warung-warung dekat sana untuk dijual dengan system konsinyasi. Sore hari diambil, yang laku dibayar, yang tidak laku dibawa balik ke kandang.
Hasilnya lumayan, karena barangkali selain tidak ada saingan, rasanya dijamin enak, karena yang bikin adalah calon-calon sarjana he he he.
Saya akui temen saya yang satu ini, pinter dan kreatif. Dia adalah anaknya Prof. Suhadi Hardjo (Dosen Fatemeta IPB), berhari-hari nggak pulang tinggal di farm ini katanya dia senang.
Dia pakai mobil fiat kuno yang tidak dipakai lagi oleh bapaknya. saking kunonya dijual rombengan/kiloanpun nggak ada yang nawar, berat di ongkos.
Sedikit demi sedikit dia betulin dengan cara kanibal. Spare part mobil lain asal skrupnya cocok, main tempel aja, yang penting mesinnya hidup dan bisa jalan.
Dia namai mobilnya itu si OJOL. Kalau ada penumpang mau masuk atau keluar mobil, pintunya diangkat dulu, karena engselnya sudah nggak ada dan nggak bisa pakai sisitim kanibal... walah..
Kalau hujan wipernya ditarik dengan tali raffia kiri kanan, katanya spare partnya sudah nggak ada yang jual.
Suatu hari saya jalan-jalan sama dia ke puncak naik si Ojol, pas ditikungan kebun teh, mobil direm mendadak, wuiiih… ban depan kiri lepas dan ngglinding sendiri, saya lari-lari ngejar ban sial itu.
Kebetulan si Uyun lagi naik bis mau ke Bandung, dia tereak2 nggak jelas dari atas bis sambil cekikikan, bukannya nolongin he he.
Eh ternyata dia turun juga dari bis, ikut bantu nyariin bannya si ojol. Setelah ketemu dan dipasang dia naik bis lagi cabut ke Bandung.
Hery pernah juga menciptakan alat pengikat plastik es. Dia ciptakan karena kami kesulitan mengikat es mambo.
Kalau diikat pakai karet rasanya pahit, kalau dipelintir, isinya menjadi kurang sedikit.
Dengan alat ini, plastik yang sudah diisi kacang ijo itu, ujungnya dipelintir, kemudian dimasukkan ke alat tadi, kaki menginjak bagian pedal dan slegg… jadilah ujung plastic es mambo tadi terlipat.
Alat ciptaannya tadi sangat membantu.
Pekerjaan yang tadinya sulit itu, dapat diatasi dan produksi bisa ditingkatkan dalam waktu yang sama.
Iseng-iseng kami berseloroh, gimana kalau alat tadi kita patenkan..?? ha ha ha
Ada saja idenya. suatu hari dia baru pulang dari dermaga, rumahnya, dia nyerahkan sobekan kertas yang ada coratan tangan. Ternyata isinya resep ayam panggang dari bapaknya.
"Saya namai resep ini, ayam panggang Canton... bacanya Kanton.
Kami beli ayam seekor-karena stok ayam di kandang sedang kosong, sebagai bahan percobaan daripada ayam panggang tersebut.
Selesai dimasak dan dibakar, kami coba cicipi.. widiiiihhhh rasanya mak nyus.. enak tenan.. top markotop. sip markusip... gud marsugud he he he..
Sampai saat ini, setiap ada acara kumpul2 dirumah maupun tempat kumpul2 lainnya, saya menyajikan masakan ini... ternyata komentar orang yang mencicipi, seperti diatas tadi.
Tidak ada yang tidak suka masakan ini. Bahkan ada salah seorang teman saya, tadinya sama sekali nggak suka ayam, ketika diceritain tentang cita rasa ayam panggang ini, dan coba mencicipi, wah dia langsung suka dan nambah makannya.
kalau pengin tahu resepnya seperti ini nih..
Bahan2 : ayam 1 ekor
Bumbu : Kecap manis, Mrica, Bawang Putih, Sambel Saus, Garam dan Rum Meyers
Cara memasak : Ayam dipotong kecil/sedang. Bawang putih dan mrica dihaluskan dan masukkan kedalam kecap manis ditambah Bumbu2 lainnya. Taruh diatas kompor dengan api sedang, tunggu kira2 dua puluh menit sambil dibolak balik agar masaknya merata.
Selesai, langsung dipanggang sebagian demi sebagian. Matang dan hidangkan.
Selamat mencoba.
Saat ini Hery kawan saya itu, sudah pindah ke Belanda dan menjadi warga Negara sana.
Profesinya sebagai programmer computer yang produknya dipasarkan keseluruh dunia.
Nur Aini posted on 2 Desember 2016 pukul 01.58
Alat nya seperti apa.. boleh lihat contoh pic nya.. terima kasih
Posting Komentar